Bagi masyarakat di Indonesia, seharusnya berinvestasi dalam emas lebih diperhatikan dibandingkan investasi lainnya
dikarenakan perekonomian indonesia sering kali rentan terhadap krisis. Begitu terjadi krisis, nilai rupiah anjlok
dan sebagai besar masyarakat akan kehilangan daya beli dan menurun kesejahteraannya. Secara struktural, ekonomi
indonesia cukup rawan terhadap inflasi. Selalu saja ada alasan untuk menaikkan harga barang-barang pokok. Pemerintah
bisa menaikkan BBM, dan pengusaha bisa menaikkan harga barang dan jasa, dan akibatnya rupiah selalu jadi kehilangan
nilainnya.
Sebagai contoh berapakah nilai satu dollar AS terhadap rupiah? Jawabannya adalah bukan Rp.10.000,- melainkan
Rp.1.000.000,- sebab pada tahun sekitar 1960han, pemerintah pernah melakukan pemotongan nilai rupiah dari Rp.100,-
ke Rp.1. Kebijakan saat itu menghancurkan daya beli masyarakat, tetapi tetap ditempuh pemerintah untuk
menyeimbangkan kembali perekonomian makro.
Karena itu, penting sekali bagi kita untuk melindungi nilai kekayaan yang sudah dikumpulkan, kalau tidak ingin
menghabiskan masa tua dalam kemiskinan. Sebab, dalam jangka panjang pasti akan terjadi krisis yang merupakan siklus
dari ekonomi. Dan setiap kali terjadi krisis, rupiah akan kehilangan nilainya. Entah sebagai akibat dari naiknya
nilai tukar dollar AS, tergerus karena mengalami inflasi tinggi atau kedua hal tersebut terjadi bersamaan.
Memilih berinvestasi dalam emas adalah salah satu cara efektif untuk melindungi kekayaan kita. Orang membeli dan
menyimpan kekayaan dalam emas untuk mengamankan daya belinya, bukan untuk mendapatkan imbah hasil yang paling
tinggi. Peluang investasi tinggi tetap pada jenis investasi seperti saham, walaupun resikonya juga tinggi untuk
berinvestasi dalam saham.
Emas sebagai alat investasi yang bertujuan untuk perlindungan nilai aset juga mirip dengan properti. Keunggulan emas
adalah lebih mudah dan lebih cepat untuk diuangkan, dan nilai investasinya relatif lebih kecil. Namun, baik emas
maupun properti sama-sama efektif sebagai penakluk inflasi.
Emas sebagai alat hedging, tentu saja berinvestasi di emas tidak menjanjikan return besar dalam jangka pendek
seperti saham. Tapi return dalam emas relatif stabil, hanya saja kalah mengairahkan bila dibandingkan dengan saham.
Emas cenderung lebih tepat untuk hedging dari pada investasi, walaupun bisa juga berfungsi sebagai keduanya
sekaligus.
Dan untuk investasi dalam emas, membeli emas lalu menjualnya kembali tidak disarankan dilakukan untuk periode jangka
pendek (satu tahun atau kurang) karena keuntungannya tidak maksimal.
Kelebihan Investasi Emas
Nilai emas cenderung stabil dari tahun ke tahun dan dianggap tidak terpengaruh oleh inflasi / zero inflation effect,
dan sangat jarang harga emas turun, dan emas juga bisa digunakan untuk koleksi dan sebagai perhiasan.
Investasi dalam Emas bagus juga sebagai cara untk mendiversifikasi harta. Anda bisa saja berinvestasi di saham,
reksadana, properti, obligasi ORI atau yang lainnya dan investasi di emas bisa menjadi alternatif yang bagus,
terlebih dalam kondisi tidak stabil, emas bisa sebagai alat untuk lindung nilai. Harga emas cenderung stabil juga
dikarenakan komoditi emas di dunia tidak bisa bertambah.
Salah satu keuntungan lainnya adalah harga emas juga dipatok dalam US dollar, jadi bila terjadi peningkatan nilai US
dollar, Anda bisa memperoleh dua keuntungan langsung yaitu dari kenaikan dollar dan juga kenaikan dari harga emas
itu sendiri. Tapi kondisinya pun bisa sama, bila harga emas sedang turun. Tapi untuk jangka panjang harga emas
cenderung stabil dan naik.
Bila dibandingkan dengan berinvestasi langsung di mata uang USD, emas lebih menguntungkan. Di Indonesia, money
changer relatif rewel. Mereka menghargai murah mata uang keluaran lama atau mata uang yang terlipat. Belum lagi ada
risiko nomer seri palsu. Akibatnya, menyimpan mata uang USD harus selalu diperbarui. Berbeda dengan emas yang bisa
dibeli dan didiamkan saja beberapa lama.
--- Internet Source ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar